Yang Tidak Dilakukan Pendidik Ketika Meminta Peserta Didik

yang tidak dilakukan pendidik ketika meminta peserta didik
Dalam dunia pendidikan, interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif. Namun, terkadang pendidik tanpa disadari dapat melakukan kesalahan tertentu saat meminta partisipasi peserta didik. Berikut adalah beberapa kesalahan yang tidak dilakukan pendidik ketika meminta peserta didik yang sebaiknya dihindari oleh pendidik dalam mengajak peserta didik.
  1. Memaksa Partisipasi:
    Penting bagi pendidik untuk menghormati berbagai gaya belajar peserta didik. Memaksa peserta didik untuk berpartisipasi dengan cara tertentu dapat menciptakan ketidaknyamanan dan membuat mereka kurang termotivasi. Alih-alih, berikan ruang bagi peserta didik untuk mengungkapkan diri mereka dengan cara yang sesuai dengan preferensi belajar masing-masing.
  2. Mengkritik atau Merendahkan:
    Ketika seorang peserta didik memberikan jawaban atau pendapat, pendidik sebaiknya menghindari kritik yang bersifat merendahkan. Komentar yang negatif dapat membuat peserta didik merasa malu atau enggan untuk berpartisipasi di masa mendatang. Berikan umpan balik yang konstruktif dan dorong mereka untuk terus berkontribusi.
  3. Hanya Mengandalkan Peserta Didik yang Aktif:
    Beberapa peserta didik mungkin lebih cenderung untuk berpartisipasi secara aktif, sementara yang lain mungkin lebih introvert atau pemalu. Kesalahan yang sering terjadi adalah hanya mengandalkan peserta didik yang aktif dalam berdiskusi atau menjawab pertanyaan. Penting untuk memberikan kesempatan kepada semua peserta didik, termasuk yang lebih pendiam, untuk berbicara dan berbagi pendapat mereka.
  4. Tidak Menyediakan Pertanyaan Terbuka:
    Pertanyaan yang terlalu spesifik atau hanya dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” dapat membatasi ruang bagi peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau ide mereka sendiri. Pendidik sebaiknya menyediakan pertanyaan terbuka yang merangsang pemikiran kritis dan mendalam.
  5. Tidak Memberikan Waktu yang Cukup:
    Pemberian waktu yang terlalu singkat untuk merespons atau berpikir dapat membuat peserta didik merasa terburu-buru atau terbebani. Memberikan waktu yang cukup untuk merenung dan merumuskan jawaban akan memungkinkan peserta didik memberikan kontribusi yang lebih bermakna.

    Baca juga: 5 Cara Menjadi Guru Yang Berpihak Pada Peserta Didik

  6. Menjatuhkan Diskusi:
    Ketika pendidik mendapati tanggapan peserta didik yang kurang tepat atau tidak sesuai, sebaiknya tidak langsung menjatuhkan atau mengakhiri diskusi. Sebaliknya, bimbing mereka untuk memahami konsep atau memperbaiki pemahaman mereka dengan cara yang positif.
  7. Mengabaikan Kepentingan Individu:
    Setiap peserta didik memiliki kepentingan, bakat, dan keunikan masing-masing. Kesalahan yang umum adalah mengabaikan keragaman ini dan menganggap semua peserta didik sebagai entitas seragam. Pendidik sebaiknya mengakui dan memanfaatkan keunikan setiap individu dalam merancang aktivitas partisipasi.
  8. Tidak Menanggapi dengan Empati:
    Pendidik perlu menyadari bahwa setiap peserta didik memiliki latar belakang, pengalaman, dan perasaan yang berbeda. Tidak menanggapi dengan empati terhadap perspektif atau perasaan peserta didik dapat membuat hubungan pembelajaran menjadi kurang efektif.

Kesimpulan:

Meminta partisipasi peserta didik adalah bagian integral dari proses pembelajaran yang bermakna. Pendidik yang dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, menghargai keberagaman, dan memahami kebutuhan individu peserta didik akan membangun kelas yang dinamis dan memacu perkembangan optimal. Menghindari kesalahan-kesalahan di atas adalah langkah penting dalam mencapai tujuan ini.

This site uses cookies to offer you a better browsing experience. By browsing this website, you agree to our use of cookies.