TikTok Shop Buka Lagi, Dari Social Commerce Menjadi e-Commerce

TikTok Shop buka lagi

TikTok, platform media sosial yang sangat populer, telah meluncurkan TikTok Shop. Setelah sempat ditutup pemerintah, TikTok Shop buka lagi tetapi dengan perubahan signifikan. Dulu dikenal sebagai platform social commerce, kini TikTok Shop telah beralih menjadi e-commerce, menandai transformasi yang signifikan dalam strategi bisnis TikTok. Artikel ini akan mengulas perubahan ini, serta perbedaan antara e-commerce dan social commerce.

TikTok Shop Buka Lagi: Transformasi Menjadi E-Commerce

Sebelumnya, TikTok Shop adalah platform social commerce yang memungkinkan pengguna untuk menjual produk dan layanan langsung melalui platform. Ini memungkinkan influencer dan penjual untuk berkolaborasi dalam menghubungkan penawaran produk dengan pengikut mereka.

Namun, TikTok memutuskan untuk mengubah arahnya dengan membuka TikTok Shop kembali sebagai platform e-commerce. Ini berarti TikTok sekarang menjadi lebih fokus pada menjual produk, seperti halnya platform e-commerce tradisional, daripada hanya memfasilitasi perdagangan sosial.

Perbedaan antara E-Commerce dan Social Commerce:

  1. Tujuan Utama:
    • E-Commerce: Tujuan utama dari e-commerce adalah menjual produk dan layanan secara langsung. Ini adalah platform yang fokus pada penjualan dan transaksi.
    • Social Commerce: Social commerce lebih berfokus pada memungkinkan pengguna berinteraksi dengan produk dan layanan melalui jejaring sosial. Ini mencoba menggabungkan aspek sosial dengan aspek perdagangan.
  2. Fokus Interaksi:
    • E-Commerce: Interaksi di e-commerce biasanya terbatas pada transaksi, seperti memilih, membayar, dan mengirim.
    • Social Commerce: Social commerce menggabungkan interaksi sosial, seperti berbagi, memberikan rekomendasi, dan berdiskusi tentang produk, dengan proses pembelian.
  3. Platform:
    • E-Commerce: E-commerce umumnya beroperasi sebagai toko daring independen, seperti Amazon, eBay, dan situs web toko online.
    • Social Commerce: Social commerce bekerja di dalam platform media sosial atau jejaring sosial yang ada, seperti TikTok, Instagram, atau Facebook.
  4. Model Bisnis:
    • E-Commerce: E-commerce cenderung lebih berfokus pada penjualan produk dan mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut.
    • Social Commerce: Social commerce seringkali berfokus pada memfasilitasi kolaborasi antara penjual dan influencer, yang bisa menghasilkan komisi dari penjualan yang dihasilkan.
  5. Kemungkinan Kolaborasi:
    • E-Commerce: Kolaborasi di e-commerce biasanya terbatas pada mitra strategis dan sistem afiliasi.
    • Social Commerce: Social commerce memberikan kesempatan untuk kolaborasi yang lebih luas dengan influencer dan pengguna biasa yang memiliki pengikut besar.

Baca juga: TikTok Shop Buka Lagi, Ini Cara Jualan di TikTok e-Commerce

TikTok Shop buka lagi dan bertransformasi menjadi e-commerce menunjukkan pergeseran besar dalam arah bisnis TikTok. Meskipun perbedaan antara e-commerce dan social commerce masih ada, inovasi terus berlanjut, dan garis yang memisahkan keduanya semakin kabur. TikTok Shop, sebagai platform yang mengejar tren dan perubahan pasar, terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan pelaku bisnis. Dengan perubahan ini, TikTok semakin memperkuat posisinya dalam dunia perdagangan elektronik.