Mengapa Alquran Menjadi Kitab yang Terhindar dari Kepalsuan?

mengapa alquran menjadi kitab yang terhindar dari kepalsuan

Alquran, sebagai kitab suci umat Islam, ditegaskan keasliannya oleh Allah SWT dalam surah Alhijr ayat 9, “Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang akan menjaganya.” Pernyataan ini menandakan bahwa Alquran senantiasa terpelihara dari segala bentuk pemalsuan hingga akhir zaman. Alquran dianggap sebagai kalamullah, wahyu Allah yang tidak mungkin dicampuradukkan oleh makhluk-Nya. Mengapa Alquran menjadi kitab yang terhindar dari kepalsuan?

Meskipun Alquran telah dijaga Allah dari pemalsuan, sepanjang sejarah, ada pihak yang berupaya untuk meragukan kemurnian Alquran. Bahkan, pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada upaya memalsukan ayat-ayat yang menyerupai Alquran. Beberapa orang bahkan menciptakan syair-syair meniru bunyi surah tertentu. Allah merespons keraguan ini dengan menjelaskan bahwa Dia tidak malu membuat perumpamaan seperti nyamuk, menekankan kekuasaan-Nya.

Alasan Mengapa Alquran Menjadi Kitab yang Terhindar dari Kepalsuan

Keistimewaan dan Keabadian Alquran:

  1. Tanpa Masa Berlaku:

    Alquran tidak terikat oleh masa berlaku. Berbeda dengan kitab-kitab Allah sebelumnya, Alquran tetap relevan dan berlaku sepanjang masa, memberikan pedoman hidup hingga akhir zaman.

  2. Tanpa Batasan Tempat:

    Alquran tidak terbatas oleh tempat tertentu; ia berlaku di mana saja, menjawab tantangan zaman dan merangkul seluruh konteks kehidupan.

  3. Mukjizat Linguistik:

    Alquran disebut sebagai mukjizat linguistik yang tak dapat ditiru. Bahasa Arab di dalamnya dianggap sebagai puncak keindahan dan kekayaan bahasa.

Pelestarian Alquran:

  1. Hafalan dan Pengajaran:

    Umat Islam berusaha memelihara Alquran dengan cara menghafalnya dan mengajarkannya kepada generasi berikutnya. Para penghafal Alquran tidak hanya mengingat ayat-ayat, tetapi juga bentuk dan huruf-hurufnya.

  2. Uji Hafalan dan Kompetisi:

    Umat Islam menguji hafalan Alquran melalui ujian harian, mingguan, atau bahkan dalam kompetisi seperti Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ). Meskipun kontroversial, kompetisi semacam ini bertujuan untuk memotivasi generasi muda untuk mendalami dan mengamalkan Alquran.

  3. Dialek Bacaan (Qiraah) yang Beragam:

    Keberagaman dialek bacaan tidak mengurangi keaslian Alquran, karena sumbernya tetap satu, yaitu Alquran. Keberagaman ini justru menunjukkan keluwesan dalam pengucapan yang tetap mengacu pada sumbernya.

  4. Lembaga Pendidikan Penghafal Alquran:

    Pendirian madrasah atau lembaga pendidikan penghafal Alquran menjadi langkah efektif untuk melestarikan kemurnian Alquran. Keberadaan lembaga ini memberikan dorongan positif bagi umat Islam untuk menjaga keaslian Alquran.

Baca juga: Mengapa Al Qur an Disebut Kitab yang Bersifat Universal

Alquran tetap terhindar dari kepalsuan berkat pemeliharaan Allah dan upaya sungguh-sungguh umat Islam. Dalam menghadapi berbagai upaya pemalsuan, umat Islam terus memperkuat upaya pelestarian Alquran melalui penghafalan, pengajaran, kompetisi, dan pendirian lembaga pendidikan. Dengan demikian, keaslian Alquran tidak hanya menjadi warisan umat Islam, tetapi juga tanggung jawab untuk dijaga dan dilestarikan hingga akhir zaman. Itulah alasan mengapa alquran menjadi kitab yang terhindar dari kepalsuan hingga saat ini.