Apa Itu Black Friday? Ini Arti dan Asal Muasalnya

apa itu black friday

Setiap tahun, kita tak bisa menghindari pemandangan yang menghias pusat perbelanjaan: banner-baner besar berwarna-warni dengan tulisan “Diskon Besar”, “Penawaran Terbatas”, dan kata-kata serupa yang memicu kegembiraan pembeli. Lalu, apa itu apa itu black friday? Artikel ini akan mengulas lebih jauh tentang  asal muasal tersebut.

Apa Itu Black Friday?

Black Friday merupakan salah satu peristiwa belanja tahunan yang sangat dinanti-nanti oleh konsumen di berbagai belahan dunia. Biasanya jatuh pada Jumat keempat bulan November, sehari setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat. Acara ini ditandai dengan diskon besar-besaran, penjualan spesial, dan promosi eksklusif dari berbagai toko dan pengecer, menandai awal resmi musim belanja Natal.

Asal Usul Nama Black Friday

Nama “Black Friday” memiliki sejarah yang cukup menarik dan berkembang dari dua interpretasi berbeda. Sebuah interpretasi mengaitkannya dengan perubahan warna catatan keuangan dari merah (kerugian) menjadi hitam (keuntungan) bagi pengecer. Tradisinya dimulai pada era 1960-an di Philadelphia, Amerika Serikat, di mana sejumlah besar orang menyerbu toko-toko setelah Thanksgiving, menyebabkan kemacetan lalu lintas dan kekacauan di jalan-jalan kota. Black Friday semakin berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Meskipun asal-usulnya berasal dari Amerika Serikat, sekarang ini banyak negara di luar AS yang ikut serta dalam perayaan ini. Perusahaan-perusahaan di berbagai negara menawarkan diskon besar-besaran untuk menarik perhatian pelanggan dan memulai musim belanja Natal dengan gemilang.

Ciri Khas Black Friday

  1. Diskon Besar-Besaran: Penawaran dan diskon selama Black Friday seringkali luar biasa besar, mencakup berbagai jenis produk dari elektronik, pakaian, perabotan rumah tangga, hingga mainan.
  2. Promosi Flash Sale: Banyak toko online maupun fisik menawarkan “flash sale” atau penjualan kilat dengan waktu terbatas untuk menciptakan atmosfer kegembiraan dan urgensi belanja.
  3. Antusiasme Pelanggan: Black Friday sering kali menciptakan antusiasme yang luar biasa di kalangan konsumen. Beberapa orang bahkan rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan kesempatan membeli barang dengan harga diskon.
  4. Penawaran Khusus: Selain diskon besar, beberapa pengecer juga menawarkan penawaran khusus untuk pelanggan yang berbelanja pada jam-jam tertentu.

Meskipun Black Friday dianggap sebagai momen “peledakan” penjualan, acara ini juga mendapatkan kritik. Beberapa kritikus menyoroti aspek-aspek negatif seperti perilaku konsumtif yang berlebihan, ketidakamanan di toko-toko fisik akibat kerumunan, dan dampak lingkungan dari produksi dan pembuangan barang-barang yang dibeli secara impulsif.

Baca juga: Toko Baju Luar Negeri di Shopee, 10 Rekomendasi Terpopuler!

Black Friday, dengan sejarah dan ciri khasnya, telah menjadi fenomena global yang melibatkan jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun kritik yang menyertainya, tidak dapat disangkal bahwa peristiwa ini telah menciptakan budaya belanja tersendiri yang melibatkan konsumen dari berbagai kalangan.